RANTAI MSC #1

Kumpulan Rangkaian Cerita Islami (RANTAI) MSC LDK KMA

 

___


Senja kala itu tidak seperti langit-langit sore sebelumnya, tak akan sama dengan setelah-setelahnya. Aku adalah gadis kecil dengan tatapan gamang, semua meremang, tak ada yang benar-benar jelas di mataku. Siang itu, bertemankan benda kotak penyebab penyesalan besar hari itu, aku berhura ria tak kenal waktu. Hingga benda itu bergetar, tertera nama yang sangat akrab dengan seluruh kehidupanku. Suara itu menyapa sendu,

“Assalamu’alaikum” ucapnya.

“Wa’alaikumussalam” jawabku dengan riang menggandeng rindu berselimut kekhawatiran yang tak beralasan, sedikit firasat buruk terbersit.

“…” suara disebrang sana, suara yang sedang menemani orang yang dicintainya, yang juga sangat kucintai itu, mulai memberat serak.

Aku tak mampu lagi berpikir, semua berlalu begitu cepat. Dia yang kukhawatirkan, pergi meninggalkanku, tanpa pamit, membiarkan aku mengetahui kepergiannya tidak dari mulutnya sendiri.

Orang-orang bernuraga, aku mendengar banyak suara seakan semua kebisingan itu adalah sebuah elegi. Esok arunika tak tampak, mendung menemani heningnya beberapa hari kedepan.

Di tengah lamunan panjangku, terkirim beberapa pesan, entah dari mana asalnya aku sudah tak lagi peduli,

ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya pengharapan supaya mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui orang yang berharap pada selain-Nya, Allah menghalangi dari perkara tersebut semata agar ia kembali berharap kepada Allah(Imam Syafi’i)

Keningku berkerut, sel-sel dalam otakku berpikir, menyangkal bahwa aku menaruh harap pada dia yang pergi meninggalkanku. Ah, tapi perasaan ini tidak bisa berbohong, wajahku terlalu jujur untuk melukiskan kekesalan, luka, dan sedihnya hati. Buliran itu terus jatuh, tak tertampung lagi, bagai air bah disetiap harinya.

Pesan singkat itu kembali hadir di hari berikutnya,

boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 216)

mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS. An-Nisa: 19)

Rasanya ingin membalas pesan itu, tapi aku sedang dalam suasana hati yang bagus. Bagaimana tidak, aku percaya akan hidup bersamanya sampai aku dewasa nanti, sampai aku bisa memberikan banyak hal yang sama dengan yang dia berikan padaku, sampai kita bisa meraih semua impian yang kita cita-citakan bersama. Meraihnya dengan semua orang yang ia cintai dan kucintai pula. Tapi semua itu hangus dalam sekejap, tenggelam melebur bersama banjir air mata dari semua yang mencintainya.

Aku masih mengharapkan belaian kasihnya, masih ingin bermanja dan mengutarakan berbagai pertanyaan yang mengganjal hari-hariku, berbagi cerita, menerima nasehatmu, berpelukan denganmu, mencium pipi dan tanganmu, dicium kening dan ubun-ubunku. Aku masih ingat setiap melihat punggungnya yang tegap berbalik pergi dengan sesekali menoleh menorehkan senyum khasnya yang menenangkan hati, aku masih ingat wangi tubuhnya disetiap tempat yang pernah kuhampiri bersamanya, genggaman tangannya, teduh matanya, semua itu hanya menghancurkan dinding bendungan air mata.

Pesan itu tak hentinya berdatangan, biar ku kasih tahu kalian, anonym itu terus mengusik hariku, mengirim pesan yang tertera pada benda kotak yang sempat ku benci karena kejadian lalu, tapi menyesal sudah tak ada gunanya. Gadget itu terus berdenting, jika kalian tahu, bahwa entah siapa itu menemani hari kelabuku hingga lembayung senja kembali tampak indah dimataku.

Pesan-pesan setelahnya membuatku bergetar terisak, bulu kudukku meremang

dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah dating. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Munafiqun: 11)

setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami” (QS. Al-Anbiya: 35)

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: innaa lillahi wa innaa ilaihi raajiuun” (QS. Al-Baqarah: 156)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286)

Terbayang olehku sosok itu dengan lembut merangkul pundakku, membiarkanku bersandar dipundaknya menghela napas lelah, letih menangisi yang sudah terjadi tapi waktu tak akan kembali. Dalam benak kurasakan sosok itu tersenyum lembut menguatkan hatiku yang merapuh.

dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, yaitu kesehatan dan waktu” (HR. Bukhari)

dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: ‘Allah berfirman: tidak ada balasan yang sesuai di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman, jika aku mencabut nyawa orang yang dicintainya di dunia, kemudian ia rela dan bersabar kecuali surga’” (HR. Bukhari)

Rinduku semakin besar, ketika sesekali siluet dirinya yang telah pergi membayang di mataku kala sepoi angin menerpaku bertemankan swastamita.

___


Kembali ke hari itu,

“Assalamu’alaikum, kak”

“Wa’alaikumussalam, ada apa umi?”

“Kak, tenang ya, abi sudah nggak ada, abi sudah dipanggil Allah, beritahu adik-adik pelan-pelan, berikan pemahaman ya”

Siang itu tangis pecah menggema diseluruh penjuru rumahku, pelayat berdatangan. Sore itu berbarengan dengan kumandang adzan Ashar, ambulan datang. Abi dimakamkan tanpa aku bisa melihat wajahnya meski hanya sekali, peti itu membatasi. Aku, umi dan abiku terpapar virus covid-19, kami bertiga dinyatakan positif, syukur Alhamdulillah adik-adik negatif. Aku dan umi kembali sehat dengan beberapa efek yang ditinggalkan. Waktu terus berjalan, hidup masih harus dijalani, belajar ikhlas dan sabar tidak semudah itu. Sampai detik ini aku masih berusaha untuk tidak lagi menyangkal kalau abiku yang sangat kucintai sudah kembali kesisi-Nya, aku masih berusaha untuk tidak lagi meyakinkan diri sendiri bahwa abi hanya pergi kerja dan akan pulang suatu saat nanti.

Seandainya kalian tahu aku seperti orang bodoh bahkan gila yang tertutup ini, apa yang akan kalian lakukan padaku? Ah ya, untuk sosok anonym itu, mungkin kalian bisa menebaknya..

Sadarlah, harapan dan cinta itu hanya ada untuk diberikan dan digantungkan kepada Allah yang Maha Kuasa.

___



Sekian.


Keterangan:

Nuraga = simpati

Elegi = syair duka

Arunika = cahaya matahari setelah terbit






Komentar

Postingan Populer